Andi Akbar Muzfa, S.H.: Jejak Perjuangan Advokat, Aktivis, dan Penggerak Komunitas dari Timur Indonesia
Andi Akbar Muzfa, S.H. merupakan sosok advokat muda yang perjalanannya tak hanya diwarnai dengan dunia hukum, tapi juga penuh warna dalam pergerakan sosial, dunia digital, dan kewirausahaan lokal. Lahir di Ujung Pandang pada 30 April 1988, pria ini dikenal karena kegigihannya dalam membela kepentingan rakyat kecil dan kepeduliannya terhadap kemajuan masyarakat melalui berbagai bidang.
Ia adalah putra pertama dari Kompol Andi Muzakkir, seorang perwira polisi yang dikenal luas akan ketegasannya selama menjabat sebagai Kapolsek di berbagai kecamatan di Sulawesi Selatan, khususnya di Kabupaten Sidrap. Sosok ayah yang kuat dan disegani tersebut memberikan warisan nilai ketegasan, tanggung jawab, dan keberanian pada Andi Akbar yang sejak muda telah tertanam dalam prinsip perjuangannya.
Pendidikan formalnya ditempuh di Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar pada tahun 2006 hingga 2011, kemudian dilanjutkan pada jenjang pascasarjana di STISIP Muhammadiyah Rappang, mengambil jurusan Administrasi Publik. Sejak awal masa kuliah, Andi Akbar telah menunjukkan keterlibatannya secara aktif dalam dunia organisasi kemahasiswaan. Salah satu organisasi yang paling lama ia geluti adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang telah menjadi bagian penting dalam pembentukan karakter dan idealismenya.
Andi Akbar aktif di HMI selama sembilan tahun, sejak masa kuliah hingga melanjutkan studi S2. Ia mengikuti proses pengkaderan secara penuh mulai dari Latihan Kader 1 (LK 1) hingga Latihan Kader 2 (LK 2). Dedikasinya dalam HMI tidak hanya berhenti sebagai anggota, tetapi juga dipercaya memegang jabatan strategis sebagai Ketua Bidang Pembinaan Anggota (Kabid PA) HMI Cabang Sidrap. Dalam peran ini, ia terlibat langsung membina dan mengembangkan kader-kader muda yang kelak menjadi motor perubahan di daerahnya. Baginya, HMI bukan sekadar organisasi, tetapi wadah perjuangan intelektual dan pengabdian sosial.
Karier profesionalnya di bidang hukum dimulai dari bawah. Ia pernah menjadi asisten lawyer di firma hukum Bertua & Co di Jakarta Timur pada tahun 2017–2018 yang dipimpin oleh Bertua Hutapea, adik kandung dari pengacara ternama Hotman Paris Hutapea. Pengalaman ini memperkaya wawasan hukumnya secara nasional. Selanjutnya, ia bergabung dengan Andi Bahtiar, S.H. & Partners di Makassar—firma yang dipimpin oleh mantan Hakim Tipikor, sebelum kemudian mendirikan dan memimpin sendiri Kantor Hukum ABR & Partners sejak tahun 2020 hingga sekarang.
Andi Akbar dikenal menangani beragam perkara, dari kasus pidana, perdata, hingga persoalan tata usaha negara. Namun lebih dari itu, ia dikenal luas sebagai advokat yang sering memberikan bantuan hukum kepada masyarakat yang kurang mampu, sebuah cerminan dari nilai-nilai perjuangan yang sejak lama ia pegang.
Di luar dunia hukum, Andi juga aktif membangun berbagai usaha kreatif. Ia pernah mendirikan beberapa bisnis seperti Republik Gaul Clothing, Boegis Fashion, dan Pasolle Store. Pada tahun 2020, ia memulai usaha kerajinan sandal lokal bernama LAOLISU di Pinrang, sebagai bentuk komitmennya terhadap pengembangan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat.
Tak hanya berhenti di bidang hukum dan usaha, Andi Akbar juga aktif di dunia digital. Ia merupakan pegiat komunitas cyber dan blogger sejak awal 2000-an, bahkan sempat menjabat sebagai Ketua Cyber di beberapa komunitas regional Asia Tenggara. Ia mendirikan komunitas seperti The Green Hand, Celebes Blogger Community, Blogger Sidrap, hingga Komunitas Blogger Nusantara. Melalui berbagai blog yang ia kelola, ia rutin menyampaikan pandangan hukum, keagamaan, sosial, serta mengangkat kearifan lokal Sulawesi.
Dalam setiap langkah hidupnya, Andi Akbar memegang prinsip: hanya yang berani melawan rasa takut yang mampu menghadirkan perubahan. Bagi dia, perjuangan adalah keberanian menghadapi ketidakadilan dan ketimpangan sosial secara nyata, bukan hanya dalam teori. Ia menjadikan ruang sidang sebagai tempat pembelaan hak rakyat, ruang organisasi sebagai ladang pembentukan karakter, dunia usaha sebagai sarana pemberdayaan, dan dunia digital sebagai medium edukasi serta advokasi.
Kini, Andi Akbar Muzfa menjalani aktivitasnya dari berbagai kota seperti Bone, Sidrap, Makassar, hingga Jakarta. Dengan semangat yang tak pernah surut dan dedikasi yang luas, ia terus mengembangkan pengaruhnya sebagai tokoh muda yang berjuang bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk masyarakat luas yang membutuhkan keadilan, kejujuran, dan perubahan.